Jumat, 28 Desember 2007

PERSAUDARAAN SESAMA MUSLIM

PERSAUDARAAN SESAMA MUSLIM

Persaudaraan sesama muslim adalah sangat indah. Indah sebagaimana digambarkan dalam suatu hadits, Rasulullah saw bersabda:
“Perumpamaan orang-orang mu’min bagaimana kasih sayang yang tolong menolong terjalin antar mereka, adalah laksana satu tubuh. Jika satu bagian merintih merasakan sakit, maka seluruh bagian tubuh akan bereaksi membantunya, dengan berjaga (tidak tidur) dan bereaksi meningkatkan panas badan (demam) (HR Muslim).

Seorang muslim adalah bagian dari muslim yang lain. Bila ia sakit, maka muslim yang lain ikut merasakan sakit. Jika seorang muslim mempunyai masalah, sesungguhnya itupun merupakan masalah kaum muslimin seluruhnya. Jika seorang muslim tidak menolong saudaranya, maka hal itu akan berakibat fatal bagi dirinya dan bagi saudaranya. Dalam hadits yang lain Rasulullah saw bersabda:
“Barang siapa mengumpulkan harta dengan cara tidak benar (haram), Allah akan memusnahkannya dengan banjir dan tanah longsor (HR Al Baihaqi).

Bila kita tidak menolong, maka masalah keuangan yang dihadapi saudara kita akan dapat memicunya untuk menempuh cara-cara haram dalam mendapatkan materi. Dan bila hal ini dibiarkan, maka banjir dan tanah longsor dapat menimpa diri kita semua. Sikap tak peduli dengan penderitaan, kemiskinan, keterbelakangan dan kebodohan saudara kita akan menimbulkan bencana bagi kita semua. Sikap egois, mau menang sendiri, sombong, cuex dan tamak adalah sikap yang menunjukkan ketidak pedulian seseorang.

Dan memahami masalah yang dihadapi oleh saudara kita adalah jalan untuk menolong mereka. Sekecil apapun masalahnya. Dalam suatu riwayat, diceritakan pernah terjadi peperangan antara pasukan kaum muslimin melawan kaum kafir. Peperangan itu terjadi di tepi sungai. Satu pasukan berada di sisi sungai dan satu pasukan lagi berada di sisi lainnya. Pada suatu ketika, piring salah satu anggota pasukan muslim jatuh ke dalam sungai. Piringku…piringku, teriaknya. Dengan serta merta, saudaranya yang lain langsung terjun ke dalam sungai untuk mencari piring tersebut. Melihat keadaan ini, pasukan musuh akhirnya menyerah kalah pada pasukan kaum muslimin. Karena mereka berpikir, satu piring saja yang jatuh ke sungai sudah demikian rupa, bagaimana kalau salah seorang dari mereka sampai terbunuh (dari buku Iman dan Kehidupan, karya Yusuf al-Qardhawy)

Peduli dan mau menolong saudara-saudara kita, sekecil apapun masalahnya akan membawa keberuntungan untuk kita semua. Begitulah seharusnya sesama muslim. Tolong menolong. Bahu membahu dan bukannya gontok-gontokan. Apalagi berperang sesama muslim. Karena berperang sesama muslim, sesungguhnya berperang pada diri sendiri. Seorang muslim menyakiti muslim yang lain, berarti ia menyakiti dirinya sendiri.

Ikatan sesama muslim tidak dibatasi oleh warna kulit, suku, bangsa dan batas-batas teritorial.
Allah swt berfirman:“Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat (QS Al Hujurat, 49: 10)
Kalau kita sudah mau saling memahami posisi kita masing-masing, tentu Malaysia dan Indonesia tidak perlu berperang.

Tidak ada komentar: