Rabu, 09 April 2008

PEDAGANG KOPI KELILING

PEDAGANG KOPI KELILING

Ada-ada saja usaha orang saat ini. Menghadapi kondisi perekonomian keluarga yang morat marit dan harga-harga barang yang terus melambung tinggi, banyak orang melakukan berbagai usaha, alih profesi atau melakukan usaha sampingan.

Diantara usaha yang dilakukan segelintir masyarakat Jakarta adalah berdagang kopi. Pedagang kopi kali ini bukan berjualan di warung. Dengan bantuan sepeda, mereka berkeliling menjajakan kopi, susu dan produk-produk minuman lainnya yang dapat diseduh. Selain sepeda, mereka juga menyediakan suatu tempat yang diletakkan di bagian belakang sepeda. Tempat itu berbentuk persegi empat, biasanya terbuat dari kayu. Di tempat inilah diletakkan termos, gelas dan kopi sachet, susu dan sereal sachet.

Mereka berkeliling di taman-taman kota. Para langganannya adalah mereka yang sedang berolah raga di taman-taman itu atau mereka yang sedang nongkrong di sana.

Para pedagang kopi keliling itu juga hadir di tengah para demonstran. Kita semua sama-sama tahu bahwa jumlah mereka yang ikut berdemostrasi cukup banyak. Jadi, peluang adanya pembeli cukup banyak. Ketika ditanya, "Apakah tidak takut bila aksi demonstrasi berubah menjadi aksi kerusuhan?" Pedagang kopi keliling itu menjawab, "Tidak takut. Saya juga melihat kondisi yang ada pada saat itu. Bila kelihatannya/gejalanya mendekati aksi kerusuhan, maka saya akan menyingkir."

Begitulah sebuah acara yang ditayangkan oleh sebuah stasiun televisi swasta. Kondisi perekonomian yang melilit, terkadang memaksa seseorang untuk berkreasi dan kreatif. Ternyata peluang itu dapat muncul dari hal-hal yang berada di sekeliling kita. Peluang berasal dari hal-hal yang sederhana. Peluang dapat diperoleh dari gaya hidup orang lain. Melihat kenyataan ini, mari! Janganlah berputus asa! Masih banyak jalan keluar yang belum dijajaki.

Tidak ada komentar: