Senin, 14 April 2008

CREATIVE WRITING (BAGIAN KEEMPAT)

Dalam bab ke IV, ini mas AS Laksana menganjurkan kita untuk menulis dengan cepat. Mengapa? Karena terkadang sebagian orang merasa muak untuk meneruskan tulisannya. Terkadang sebagian orang merasa kekurangan mood untuk melanjutkan tulisannya. Jika rasa muak dan rasa tidak ada mood ini muncul, maka tulisan yang sedang dibuat tidak dilanjutkan.

Jika sudah enggan atau tidak ada mood untuk menulis, maka menulislah dengan cepat. Dengan mensiasati seperti ini, maka keengganan dan tidak adanya mood tidak akan menghalangi seseorang untuk menulis.

Alasan lain seseorang untuk tidak menulis adalah tidak adanya waktu. Alasan ini sebenarnya tidak dapat diterima. Kenapa? Karena kalau kita ada waktu untuk menonton acara televisi hingga berjam-jam, belanja di maal hingga kaki menjadi pegel, mengapa kita tidak mempunyai waktu untuk menulis, walau hanya sebentar?

Menulis dengan cepat adalah jalan keluarnya. Jika kita menulis dengan cepat, maka alasan tidak adanya waktu bukan lagi menjadi masalah.

Hikmah lain dari menulis dengan cepat adalah kita dapat menuangkan ide dengan cepat. Pernahkah kita mengalami banyak mempunyai ide yang akan dituangkan dalam tulisan? Tapi karena kita tidak segera menuangkannya dalam bentuk tulisan, maka ide-ide berharga itu lenyap begitu saja. Keesokkan harinya, kita sudah tidak ingat lagi ide-ide apa saja yang kemarin terlintas dalam benak.


Bagaimana caranya? Sering-seringlah kita menulis. Rutinkanlah kita menuangkan pikiran dan perasaan, niscaya kita akan mampu menulis dengan cepat. Seperti yang saya pernah tulis sebelumnya, menulis adalah pekerjaan yang relatif lebih mudah daripada pekerjaan mengedit hasil terjemahan orang lain. Karena pekerjaan mengedit hasil terjemahan orang lain, kita harus memahami maksud penulis asli (yang masih berbahasa asing) dan maksud penerjemah (yang sudah berbahasa Indonesia). Menulis adalah pekerjaan yang relatif lebih mudah daripada pekerjaan menerjemahkan buku berbahasa asing. Karena pekerjaan menerjemahkan buku berbahasa asing, menuntut kita untuk memahami maksud penulis asli (yang masih berbahasa asing). Sedangkan pekerjaan menulis hanya memahami pikiran dan perasaan kita sendiri. Yang harus kita lakukan hanyalah menuangkan pikiran dan perasaan saja dengan segera.

bersambung ke arnab20.multiply.com

Tidak ada komentar: