Sabtu, 15 Maret 2008

SAMA TAPI BEDA

Kita sering melihat banyak orang. Perbuatan mereka bermacam-macam. Pendapat mereka bermacam-macam. Diantara yang bermacam-macam itu, terdapat perbuatan dan pendapat yang sama. Tapi coba kita renungkan, adakah landasan, motivasi mereka sama?

Seorang politikus -menjelang Pemilu- yang memberi bantuan kepada anak yatim, apakah sama dengan seorang muslim yang ikhlas memberi bantuan kepada anak yatim; walau hanya dengan Rp 10 ribu ?

Kapitalis Barat mengatakan bahwa mereka menghargai sebuah musyawarah dan dalam Islam pun terdapat musyawarah. Tapi, apakah keduanya sama? Tidak!!! Musyawarah yang diusung oleh ideologi Kapitalis berlandaskan ide sekularisme; ide memisahkan agama dari kehidupan dan negara. Sedangkan Islam tidak seperti itu. Agama tidak pernah dipisahkan dari kehidupan dan negara.

Coba bayangkan kalau kaum muslimin menganut ide demokrasi. Padahal inti dari ide demokrasi adalah menyerahkan pembuatan peraturan, UU kepada manusia atau wakil rakyat. Padahal kita diajarkan untuk mengembalikan segala urusan hanya kepada Allah dan rasul-Nya saja. Bagaimana kalau UU atau peraturan yang dikeluarkan bertentangan dengan Islam? Pernah baca penjelasan mengenai surat At-Taubah ayat 31?

Di dalam ayat ini dijelaskan bahwa orang-orang Nasrani menyembah para pendetanya. Orang-orang Yahudi menyembah para rahibnya. Salah seorang sahabat Rasulullah yang ex Nasrani -Adi bin Hatim ra.- protes kepada Rasulullah, "Orang-orang Nasrani tidak menyembah para pendetanya kok!" Rasulullah bersabda, "Para pendeta ahli kitab mengharamkan segala yang dihalalkan oleh Allah. Mereka juga menghalalkan segala yang diharamkan oleh Allah. Kemudian para penganutnya mengikuti pendapat para pendeta itu. Itulah arti penyembahan orang-orang Nasrani dan Yahudi."

Amerika seringkali bertindak, campur tangan terhadap negara lain dengan dalih perdamaian dunia, keamanan dunia. Tapi nyatanya. Dengan campur tangannya, Amerika dapat membuat pangkalan militer di daerah Timur Tengah, Amerika dapat kompensasi minyak/gas dari negara yang "dibantu".

Coba bayangkan kalau Amerika mempunyai pangkalan militer di luar wilayahnya? Bagaimana kalau pangkalan militer itu berada di wilayah kaum muslimin, kemudian terjadi peperangan antara Amerika dengan kaum muslimin? Sementara itu, Amerika menyerang kaum muslimin dari pangkalan militer itu?

Berhati-hatilah pada perbuatan atau pendapat musuh-musuh Islam yang ingin menyesatkan kaum muslimin. Hati-hatilah pada opini yang dikembangkan barat (baca musuh Islam). Apa latar belakang/ide opini dan pendapat mereka?

Tidak ada komentar: