Kamis, 04 November 2010

NASEHAT DARI RAKYAT GAZA

Rakyat Gaza, Palestina, kembali menunjukkan rasa ukhuwah dan solidaritasnya kepada rakyat dan bangsa Indonesia yang terus dilanda bencana, khususnya bencana tsunami di Mentawai dan letusan gunung Merapi di Yogyakarta. Rakyat Gaza menyumbang masing-masing sebesar dua ribu dolar AS untuk korban tsunami dan letusan gunung Merapi.
Bantuan untuk korban Tsunami di Mentawai sebesar 2 ribu dolar disampaikan lewat Ustadz Ferry Nur, Ketua KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina), sedangkan bantuan untuk korban letusan Gunung Merapi juga sebesar 2 ribu dolar disampaikan lewat Amirul Iman, Direktur Operasional Sahabat Al-Aqsha.
Ziad Said Mahmud asal Gaza, kordinator bantuan kemanusiaan internasional Palestina dan juga Direktur Al-Sarraa Foundation menjelaskan, sumbangan untuk korban bencana di Indonesia merupakan hasil keputusan musyawarah antara ulama dan rakyat Palestina, baik yang ada di Jalur Gaza maupun di Suriah. Demkian ujar Ziad dalam siaran pers yang diterima Republika di Jakarta, Ahad (31/10).
Lebih lanjut, Ziad menjelaskan, “Kami tahu, jumlah ini tidak seberapa dibandingkan kesusahan yang sedang dialami saudara-saudara kami di Mentawai dan Merapi. Tapi terimalah ini sebagai tanda cinta kami. Kita satu tubuh. Kalian sakit, kami ikut sakit, sebagaimana kalian merasa sakit ketika melihat kami sakit dan menderita karena dijajah Israel,”
Beberapa kali rakyat Gaza memberikan sumbangan untuk korban bencana di Indonesia. Sebelumnya pada 2006, rakyat Gaza juga memberikan sumbangan sebesar Rp 5 juta bagi korban gempa di Yogyakarta dan Klaten, Jawa tengah.
Begitu pula saat gempa bumi tektonik berkekuatan 7,6 skala richter di Kabupaten Padang Pariaman, dan Kota Padang, Sumatra Barat. Rakyat Gaza tak lupa memberikan sumbangann yang diserahkan melalui pengurus KISPA. (Budi Raharjo/Rahmat Santosa Basarah/RoL)
http://www.dakwatuna.com/2010/rakyat-gaza-palestina-bantu-korban-mentawai-dan-merapi/
Bagaimana teman-teman? Sudah baca semua berita di atas yang dicopas dari situs dakwatuna.com?
Bagaimana perasaan teman-teman? Apakah teman-teman juga merasakan haru seperti yang saya rasakan, tatkala membaca “Kita satu tubuh. Kalian sakit, kami ikut sakit, sebagaimana kalian merasa sakit ketika melihat kami sakit dan menderita karena dijajah Israel”?
Kaum muslimin yang nun jauh di sana ikut merasakan sakit yang diderita kaum muslimin di sini. Mereka adalah kaum muslimin di Gaza, Palestina. Melihat kenyataan ini, jadi teringat kisah kaum muslimin di masa lalu, di masa kejayaannya.
Mungkin teman-teman pernah membaca. Suatu ketika kaum muslimin dalam keadaan berperang. Ada beberapa orang yang terluka parah. Salah seorang dari mereka ingin minum. Dia butuh sekali dengan minuman itu. Namun, begitu melihat saudaranya yang lain juga membutuhkan, maka air itu diserahkan kepada saudaranya (sebut saja A).
Si A ingin sekali mereguk air pemberian saudaranya (sebut saja Z). Dia juga membutuhkan air itu. Akan tetapi, ketika melihat si B, saudaranya yang lain. Timbul keinginannya yang lain, keinginan memberikan air yang sudah ada di tangannya. Walhasil si A memberikan air itu kepada si B.
Begitu air berada di tangan si B, persis seperti dua saudaranya yang lain. Timbul keinginan untuk berbagi kepada yang lain. Air itu diberikan kepada si C, walau dirinya juga membutuhkan. Air itu terus berputar hingga ke beberapa tangan dan kembali ke si Z. Namun begitu sampai pada si Z, si Z menemui syahidnya. Dia pergi meninggalkan saudara2nya lain untuk menemui Allah.
Ternyata bukan hanya si Z yang berpulang ke rahmatullah. Si A, B, C juga ikut menyusul si Z.
Kurang lebih kondisi kaum muslimin di Gaza tidak berbeda dengan kondisi kaum muslimin di atas. Mereka membutuhkan, tapi masih mau mementingkan saudaranya yang lain. Mereka sakit dan butuh untuk diobati, akan tetapi mereka juga merasakan saudaranya yang sakit. Oleh karena itu, obat yang harusnya dikonsumsi oleh mereka, diberikan kepada saudaranya.
Betapa mulia sikap kaum muslimin di Gaza. Mereka ingin menjadi sosok-sosok yang selalu ingin tangan di atas. Mereka ingin mendapat predikat sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat Allah, “Mendahulukan orang lain, walau dirinya juga membutuhkan.”
Apalagi yang terpikir oleh teman-teman? Saya terpikir, bila orang yang jauh saja peduli dengan kaum muslimin Indonesia. Tentu seharusnya kita lebih dari mereka. Paling tidak kita mau mendoakan mereka.
Pemerintah Indonesia pun hendaknya juga merasa malu, dengan ‘nasehat yang datang secara halus ini’. Sebab pada hakekatnya bantuan dari Gaza merupakan nasehat untuk kita semua.
Ya Allah berilah kesabaran kepada saudara-saudara kami di lokasi bencana. Jangan jadikan mereka putus asa. Jadikan mereka hamba-hamba yang selalu mengharap rahmat-Mu, ya Allah.

Tidak ada komentar: